Mengetik Sebelas Jari menjadi Kebiasaan Buruk Mahasiswa

Oleh : Yunita Ayu Ardani 

Memasuki serba digital ini, ketrampilan mengetik adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa. Tetapi sayangnya, ketrampilan ini tidak di miliki oleh seluruh lapisan mahasiswa, bahkan setengah saja belum tentu ada yang memilikinya. Para mahasiswa terjebak dengan penggunaan “sebelas jari”, yaitu mengetik dengan menggunakan satu atau dua jari saja. Keberfungsiaan jari mereka tidak digunakan dengan sebaik mungkin, sehingga dari fenomena ini menghambat efisiensis mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan.

 Kebiasaan ini tidak hanya menghambat terhadap penyelesaian tugas ataupun pekerjaan, tetapi juga mencerminkan kurangnya pelatihan keterampilan dasar yang seharusnya diberikan sejak dini. Oleh karena itu mahasiswa UIN Salatiga memiliki kebiasaan buruk dalam hal mengetik dengan baik dan benar.

Kebiasaan yang sudah mengakar dalam keseharian kehidupan perkuliahan yakni mengetik ini juga memiliki beberapa faktor yang kemungkinan membuat keterampilan mengetik sepuluh jari itu tidak menjadi suatu kebiasaan. Salah satu faktor terbesar ialah ketergantungan mahasisawa melakukan copy paste, yakni menyalin apa yang seharusnya mereka ketik. Kebanyakan mahasiswa akan lebih memilih untuk melakukan hal tersebut dikarenakan memudahkan dalam mengerjakan tugas kuliah mereka. 

Apalagi semakin canggihnya teknologi yang mana semakin lebih mempermudah mahasiswa, contohnya adalah adanya AI (Artificial Intelligence). Kecerdasan buatan ini dapat ditemukan di setiap perangkat yang mempunyai jaringan untuk dapat mengaksesnya. Ketergantungan tersebut menyebabkan mahasiswa tidak berkeinginan melatih jari mereka untuk mengetik.Hal lainnya juga dapat dilihat bahwa mahasiswa lebih nyaman menggunakan perangkat smartphone ataupun tablet. 

Kebiasaan mengetik dalam perangkat tersebut berdampak terhadap cara mereka mengetik dengan menggunakan komputer. Perbedaan ini terjadi ketika mahasiswa terbiasa dengan menggunakan jari jempolnya dalam hal mengetik di keyboard smarphone atau tablet, padahal saat seseorang mengetik dengan menggunakan komputer jauh berbeda saat ia menggunakan selain itu.

 Kemalasan mahasiswa untuk mengetahui manfaat menggunakan sepuluh jari juga menjadi sumber masalah kebiasaan mengetik lemah. Apabila seorang memiliki kebiasaan buruk tersebut mereka akan enggan untuk melatih diri dalam mengetik sepuluh jari. 

Salah satu dampak dari hal ini adalah efisiensi yang rendah, meningkatkan stress, kualitas tugas yang menurun dan lainnya. Sedangkan solusi dari permasalahan itu hanyalah melatih diri untuk terbiasa dengan mengetik sepuluh jari yang benar. Maka dari hasil selama berada di UIN Salatiga, mahasiswa yang berada di sana memiliki kebiasaan yang buruk dalam mengetik yang baik dan benar.

****

Editor :Widianti Fajriah 

Posting Komentar untuk "Mengetik Sebelas Jari menjadi Kebiasaan Buruk Mahasiswa "