TIKTOKIYAH DAI MUDA: Belajar dari Husain Basyaiban Cara dan Strategi Dakwah melalui TikTok untuk Menjangkau Generasi Milenial
Berdasarkan laporan We Are Social pada awal bulan Januari 2024, pengguna media sosial di Indonesia berjumlah 139 juta orang, dengan pengguna TikTok sebanyak 73,5%, dan rata-rata menghabiskan waktu 3 jam 11 menit dalam sehari. Menurut Sabila & Mutrofin (2023:46), pengguna aktif internet di Indonesia sebanyak 98,64% berusia 19-34 tahun. Salah satu alasan mengapa generasi milenial lebih menghabiskan waktu media sosialnya di TikTok, dikarenakan konten yang dibuat aplikasi ini memiliki ciri khas tersendiri yang tidak ditemukan di media sosial lain. Sehingga, TikTok bagaikan pisau bermata dua di kalangan milenial yang bisa memberikan dampak negatif dan positif.
Eksistensi dai muda dalam pengelolaan TikTok untuk berdakwah sangat fundamental. Peran dai muda berbasis TikTok sebagai media dakwah terbukti dapat meningkatkan penyebaran ajaran agama Islam khususnya di kalangan generasi milenial. Salah satu contoh dai muda yang sukses di TikTok adalah Husain Basyaiban dengan nama akun TikTok @kadamsidik00. TikTokiyah dai muda ini, memanfaatkan akunnya untuk berdakwah dengan mengupload isi konten video trend yang sedang viral, dan menjawab permasalahan dari video tersebut dengan berdiskusi. Dari cara tersebut dapat menarik perhatian pengikutnya, yang dapat dilihat dari jumlah ribuan penonton di setiap video.
Atas dasar itulah, penulis tertarik untuk mengadopsi strategi dan cara Husain Basyaiban berdakwah melalui TikTok untuk kemudian bisa memotivasi dai muda lainnya, menggunakan TikTok sebagai media berdakwah dalam menyebarkan ajaran agama Islam di kalangan generasi milenial. Diharapkan berdakwah melalui TikTok oleh para dai muda ini, dapat memotivasi generasi milenial untuk selalu istiqomah dalam beribadah kepada Allah dan berbuat kebaikan serta melestarikan para TikTokiyah dai muda di era digital.
TikTok merupakan aplikasi media sosial yang memberikan fitur untuk penggunanya dapat melihat, membuat dan berbagi video berdurasi pendek dengan ambahan musik, efek dan beberapa fitur kreatif lainnya. Aplikasi ini dibuat oleh perusahaan Byte Dance Inc dari Cina, yang dirilis pada bulan September 2016 dan baru eksis di Indonesia satu tahun setelah diluncurkan oleh perusahaan.
Indonesia menempati urutan kedua pengguna Tik Tok terbanyak setelah Amerika Serikat dengan jumlah kurang lebih 106,5 juta orang dengan didominasi oleh generasi milenial. Hal ini dikarenakan, Tik Tok memiliki beberapa keunggulan daripada media sosial lainnya antara lain: media sosial ini lengkap dan sederhana sehingga mudah digunakan, tidak hanya menampilkan foto tetapi juga video interaksi live di TikTok, fitur Tik Tok feed yang memungkinkan mereka secara langsung mendapatkan respon dari pengikut yang dimiliki.
Pesatnya perkembangan TikTok di Indonesia, menjadikan sebuah tantangan baru karena dampak negatif yang ditimbulkan dari TikTok bagi kalangan generasi milenial. Saya ambil contoh di kehidupan kita sehari hari, banyak sekali generasi milenial bahkan anak-anak yang menggunakan TikTok hanya untuk berjoget yang tidak wajar, berbicara dengan bahasa trend yang kurang sopan, ikut menyebarkan berita hoax, menonton konten video yang tidak sesuai dengan umur dan ajaran agama Islam, menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk scroll TikTok dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, disinilah peran para dai muda sebagai solusi dari permasalahan diatas. Dengan menjadikan TikTok sebagai media dalam berdakwah, guna mengatasi dan mengubah dampak negatif menjadi dampak positif. Sehingga, TikTok tidak hanya menjadi tantangan tetapi juga sebagai jawaban dari solusi akan suatu permasalahan. Husain Basyaiban merupakan salah satu contoh dai muda yang menjadi pelopor pertama kali dakwah melalui TikTok dan sukses, dengan pengikutnya di dominasi oleh generasi milenial. TikTokiyah dai muda ini, lahir di Mekkah 12 Agustus 2002 dan bertempat tinggal di Madura desa Bangkalan. Ia masih menempuh pendidikan di UIN Surabaya. Husain memberikan nama akunnya yaitu @kadamsidik00, dengan jumlahnya sekarang mencapai pengikut 6,1 juta, 359,7 juta suka dan lebih dari 1500 vidio.
Husein berbeda dengan generasi milenial lain yang menggunakan TikTok hanya untuk berjoget dan menghabiskan waktu yang kurang bermanfaat, ia justru dapat memanfaatkannya untuk menyebarkan ajaran agama Islam. Awalnya Husain memulai konten berdakwah melalui aplikasi Instagram pada tahun 2018, dengan alasan karena ia suka public speaking dan ingin bisa bermanfaat bagi orang lain dengan menyampaikan ilmu yang sudah dipelajarinya. Pada bulan Maret 2020, ia mencoba mengunggah konten videonya di TikTok dan tanpa diduga mendapatkan respon positif dengan meningkatnya jumlah followers dan like serta videonya FYP (Hasan et al., 2023:17). Dan harusnya hal ini, menjadi motivasi para dai muda untuk memanfaatkan media sosial TikTok untuk berdakwah. Jika dilihat dalam konten video dakwah yang diupload di TikTok oleh Husain, penulis dapat menyimpulkan bahwa strategi komunikasi dakwah melalui TikTok yang dilakukan oleh Husain menggunakan dua strategi: pertama tazkiyah yaitu pendekatan yang dilakukan untuk merubah menjadi individu yang terpuji.
Seperti contoh dalam konten yang berjudul “Hukum dalam Islam Benerin Sajadah Pakai Kaki”, ia mengajak pengikutnya untuk merenungkan dan berusaha untuk merubah kebiasaan tersebut. Kedua, strategi tilawah yaitu pendekatan yang dilakukan dengan mendengarkan, kemudian membaca sendiri pesan yang sudah disampaikan. Contohnya dalam konten yang berjudul “Pinjol dan Paylater Lovers”, ia membacakan ayat al-Qur’an yang membahas tentang riba dan pentingnya melunasi hutang kemudian menjelaskan makna dari ayat tersebut.
Kemudian, cara yang dilakukanya supaya bisa diterima dan menjangkau generasi milenial yang bisa dijadikan inspirasi untuk para dai muda, antara lain: membuat konten dakwah yang dikemas dengan bahasa kekinian dan permasalahan relate yang sedang dihadapi generasi milenial, memahami tentang budaya dan kebiasaan remaja dan penampilan yang menarik sesuai dengan generasi milenial, memiliki kepribadian yang dapat memberikan motivasi generasi milenial supaya selalu istiqomah dalam berbuat kebaikan. Yang terakhir dalam konten tiktoknya, Husain menyampaikan pesan dakwahnya dengan memuat berbagai intisari seperti akidah, syariah, akhlak, fikih dan sejarah tanpa adanya jarak antara ia dengan pengikutnya bagaikan anak muda yang bercerita kembali kepada temannya dan mengajak diskusi.
Media sosial TikTok dengan popularitasnya di kalangan generasi milenial, membuka peluang besar sebagai media untuk berdakwah. TikTokiyah dai muda Husain Basyaiban telah sukses memanfaatkan aplikasi ini untuk menjangkau generasi milenial dengan cara dan strategi seperti yang telah saya paparkan di atas.
Dai muda lainnya dapat mengadopsi cara dan strategi Husain untuk menyebarkan ajaran Islam di kalangan generasi milenial yang efektif dan inspiratif. Diharapkan dakwah melalui TikTok ini dapat memotivasi generasi milenial untuk selalu istiqomah dalam beribadah dan berbuat kebaikan, serta melestarikan peran dai muda di era digital menjadi Tiktokiyah dai muda yang terkenal. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari semua serta mengharapkan penulis lain untuk mengembangkan cara lain dalam berdakwah agar efektif dan efisien di kalangan generasi milenial.
Hasan, N. H., Kango, A., & Mustaqimah. (2023). Persepsi Mahasisqa Komunikasi Dan Penyiaran Islam Terhadap Konten Dakyah Husain Basyaiban Di Aplikasi Tiktok. Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 2(1).
Kurniawan, A., & Fadilah, N. (2024). Digital Influence: A Review of Husain Basyaiban’s Da’wah Through the TikTok Platform. Jurnal Mediakita: Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 8(1).
Nasution, N. S., & Khatibah. (2024). Analisis Konten Husein Basyaiban Terhadap Pemboikotan Produk-Produk yang Mendukung Israel melalui Media TikTok. Jurnal Indonesia : Manajemen Informatika Dan Komunikasi, 5(2).
Oktariani, L. (2022). Analisis Pesan Dakwah Husain Basyaiban pada Media Aplikasi Tiktok. JURNAL MAUIZOH, 7(2).
Prasanti, R. D. A., & Shinta, M. (2023). Proses Pembentukan Citra Diri pada Akun TikTok Husain Basyaiban (@kadamsidik). JISAB The Journal of Islamic Communication and Broadcasting, 3(1).
Putri, N., Hayati, S., Haritsah, R., & Mariyam, S. (2022). Strategi Komunikasi Dakwah Husain Basyaiban Melalui Media Sosial Tiktok @Basyasman00. Jurnal An-Nida, 14(2).
Rochmah, N. H. (2022). Effectiveness Of Using The Tiktok Application As A Digital Dakwah Media For Generation Z (Study Of Tiktok Accounts @Basyasman00. QAULAN: Journal of Islamic Communication, 3(1).
Sabila, A. T., & Mutrofin. (2023). Urgensi Peningkatan Kualitas Literasi Keislaman Melalui Digitalisasi (Studi Pada Followers Tiktok Da’i Muda Husain Basyaiban). Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 8 (1).
Uyun, U. (2023). Retorika Dakwa Husain Basyaiban dalam Pemanfaatan Media Sosial Tiktok. AL-ITTISHOL: Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 4(2).
Editor: Guntur Wicaksono
Posting Komentar untuk "TIKTOKIYAH DAI MUDA: Belajar dari Husain Basyaiban Cara dan Strategi Dakwah melalui TikTok untuk Menjangkau Generasi Milenial"