SAINS DAN AL-QUR'AN DALAM MENGOPTIMALKAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK SEJAK KECIL
Pada saat bayi lahir otak pusat berpikirnya, baru ada sel² otaknya saja. Jumlah sel otak kurang lebih 100 milyar, tapi belum ada sambungannya.¹ Allah SWT memberi kesempatan pada ortua untuk membuat sambungan antar sel² otak anaknya.
Ketika sambungan sel otak anak tersusun, maka konsep dan kemampuan anak juga tersusun. Setiap sambungan memerlukan bahan baku & proses. Bahan² disini adalah bersumber dari makanan yg halal lagi baik. Allah ta'ala berfirman
فكلوا مما رزقكم الله حللا طيبا
Artinya : makanlah sebagian apa yg Allah telah anugrahkan kepadamu sebagai rezeki yg halal lagi baik (Q.S. An-Nahl: 114).
Sedangkan prosesnya adalah interaksi dari ortua dan orang² yg ada disekitarnya. Apabila interaksi positif, maka otak bayi/anak akn terbangun konsep yg positif. Tpi apabila interaksi negatif, maka akn terbangun konsep yg negatif. Apa yg dibangun di awal, apa yg disimpan di memori jangka panjang pada bayi/anak diawal kehidupannya akan mempengaruhi kerja otak pusat berpikirnya pada hari² berikutnya. Krn seluruh pengalaman hidup & apa yg di simpan di dalam memori jangka panjang akn memimpin cara dan arah kerja otak pusat berpikir. Semua upaya ortua dalam membangun sambungan sel otak inilah yang di sebut dengan pendidikan.
Oleh Krn itu, Kehidupan pada masa anak harus di anggap sbg periode kritis, yaitu harus memperoleh rangsangan, perlakuan, atau pengaruh dari lingkungan sejak mulai kecil, yg mana semua itu harus di atur dengan sebaik-baiknya.² Tentunya oleh ortua itu sendiri yg pada hakekatnya yg bertanggungjawab untuk membentuk kepribadian sang anak, apakah mau di arahkan kepada kebaikan/ diarahkan kpd hal² yg buruk. Allah ta'ala berfirman
يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم و أهليكم نارا و قودها الناس و الحجارة
Artinya : Wahai orang² yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yg bahan bakarnya manusia dan batu (Q.S At-Tahrim: 6).
Ayat di atas menyuruh ortua untuk mendidik, menasehati, menggembleng, dan mengajari mereka untuk taat kpd Allah & laranglah untuk berbuat maksiat.³ Menurut M. Quraish Shihab bahwa dakwah dan pendidikan harus bermula dari rumah.⁴
Oleh karena itu, ortua harus mengoptimalkan dalam membentuk & mendidik kepribadian anak sejak mulai kecil, agar menjadi anak yg baik.
Huwallahu a'lam bi showab
_______________
¹ Icam Sutisna & Sri Wahyuningsih Laiya, "Metode Pengembangan Anak Usia Dini", (Gorontalo: UNG Press, 2020), h. 8.
² Yahdinil Firda Nadirah, "Mengoptimalkan Otak Anak Sejak Usia Dini", As-Sibyan, Vol. 1, No. 2, Tahun 2016, h. 190-191.
³ Wahbah Zuhaili, "Tafsir al-Munir Fii al-Aqidah Wa Syari'ah Wa al-Manhaj", Juz. 28, (Damaskus: Dar al-Fikr, 1997), h. 316.
⁴ M. Quraish Shihab, "Tafsir Al-Misbah", Vol. 14, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 327.
***
Penulis : Ahmad Raffsanjani
Posting Komentar untuk "SAINS DAN AL-QUR'AN DALAM MENGOPTIMALKAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK SEJAK KECIL"