Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Mahasiswa yang Berpikir Kritis Ketika Berdiskusi di dalam Kelas
Oleh: Si’ah Ayu Fatma Sari
Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting dalam dunia pendidikan tinggi. Berpikir kritis memungkinkan mahasiswa untuk menganalisis informasi secara mendalam, mengevaluasi argumen dengan cermat, serta mengembangkan pemikiran yang logis dan sistematis. Namun, kenyataan di banyak institusi pendidikan menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis mahasiswa saat berdiskusi di dalam kelas masih tergolong rendah. Hal ini tidak hanya mempengaruhi kualitas diskusi kelas, tetapi juga berdampak pada kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan yang tepat di masa depan.
Rendahnya kemampuan berpikir kritis ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti metode pengajaran yang kurang mendukung, budaya belajar yang pasif, serta kurangnya latihan dan keterampilan komunikasi. Oleh karena itu, diperlukan solusi konkret untuk mengatasi masalah ini dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Solusi-solusi tersebut mencakup reformasi metode pengajaran, pengembangan keterampilan berpikir kritis, penggunaan pertanyaan yang memancing pemikiran, menciptakan lingkungan kelas yang mendukung, pengembangan keterampilan komunikasi, pemberian umpan balik yang konstruktif, dan pembelajaran berbasis teknologi.
Berpikir kritis telah menjadi salah satu kompetensi dari tujuan pendidikandi banyak negara, bahkan sebagai salah satu sasaran yang ingin dicapai. Hal tersebut dilatarbelakangi kajian-kajian yang menunjukkan bahwa berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan telah diketahui berperan dalam perkembangan moral, perkembangan sosial, perkembangan mental, perkembangan kognitif, dan perkembangan sains.
Rendahnya keterampilan berpikir kritis mahasiswa dalam pembelajaran perlu mendapat perhatian. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya keterampilan berpikir kritis mahasiswa adalah pembelajaran yang berpusat dosen. Akibatnya mahasiswa cenderung menghafal daripada memahami konsep.
Selain itu, faktor internal seperti kurangnya motivasi dan minat terhadap topik diskusi juga dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Mahasiswa yang kurang termotivasi atau tidak tertarik pada topik diskusi cenderung tidak aktif dalam berpartisipasi dan berpikir kritis. Ini dapat menghambat proses pembelajaran dan pengembangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa di dalam kelas.
Sedangkan solusi yang dapat diambil dari berbagai permasalahan tersebut salah satunya yaitu dengan reformasi metode pengajaran seperti: Aktivitas kolaboratif, implementasikan kegiatan seperti diskusi kelompok kecil, debat, dan studi kasus yang memerlukan partisipasi aktif mahasiswa. Pembelajaran berbasis proyek, gunakan proyek atau tugas yang memerlukan penelitian, analisis, dan presentasi untuk mendorong pemikiran kritis. Dan pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning), sajikan masalah nyata yang harus diselesaikan oleh mahasiswa, mendorong mereka untuk berpikir kritis dan kreatif.
*****
Editor: Annisa Tri Cahyani
Posting Komentar untuk "Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Mahasiswa yang Berpikir Kritis Ketika Berdiskusi di dalam Kelas "